Desa Plorengan, yang terletak di Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, merupakan salah satu desa yang menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang menarik untuk ditelusuri. Artikel ini akan mengulas secara lengkap sejarah Desa Plorengan, mulai dari asal-usul penamaannya hingga perkembangan masyarakatnya dari masa ke masa.
Nama "Plorengan" diyakini berasal dari kata dalam bahasa Jawa kuno yang berkaitan dengan bunyi atau dentuman alat musik tradisional seperti kentongan atau bedug yang dahulu digunakan untuk memberi tanda bahaya atau mengumpulkan warga. Sebagian tokoh masyarakat juga percaya bahwa kata "Plorengan" muncul dari istilah lokal yang menggambarkan bentuk alam perbukitan yang berundak dan berbatu.
Menurut cerita turun-temurun, wilayah ini dahulu merupakan tempat singgah para pelarian kerajaan dari daerah pesisir selatan yang menghindari konflik. Mereka menetap di daerah perbukitan yang tenang dan subur ini dan mulai membuka lahan pertanian.
Pada masa penjajahan Belanda, Desa Plorengan termasuk salah satu wilayah terpencil yang jarang tersentuh oleh pemerintah kolonial secara langsung. Namun, warga Plorengan tetap berperan dalam perjuangan kemerdekaan dengan cara menyuplai logistik dan tempat persembunyian bagi pejuang kemerdekaan yang bergerilya di wilayah Banjarnegara dan sekitarnya.
Pasca kemerdekaan, Desa Plorengan mulai berkembang secara perlahan. Aktivitas utama warga adalah bertani dan berkebun, terutama menanam palawija, kopi, dan salak. Selain itu, kebudayaan seperti kesenian tradisional, kenduri, dan gotong-royong masih dijaga hingga hari ini.
Seiring waktu, desa ini mulai dilirik sebagai lokasi agrowisata dan wisata alam, berkat keindahan lanskapnya yang masih alami dan udara pegunungan yang sejuk.
Kini, dengan semakin terbukanya akses informasi dan pembangunan infrastruktur, Desa Plorengan memiliki potensi besar untuk berkembang di sektor pariwisata berbasis budaya dan pertanian berkelanjutan. Pemerintah desa bersama masyarakat terus berupaya mempertahankan kearifan lokal sambil menyambut modernisasi.